FAKTA MENGEJUTKAN TERBARU DARI PARA PENELITI TENTANG BAHAYA ROKOK
- Al Hadid Curugbitung
- Feb 10, 2020
- 4 min read
Updated: Feb 22, 2020
Residu Asap Rokok Fakta Mengejutkan Terbaru Bahaya Rokok

ALHADIDblog - Saatnya mengenal lebih jauh istilah Thirdhand Smoke, yaitu residu nikotin (sisa nikotin yang tertinggal pada benda sekitar) dan bahan kimia berbahaya lain yang ditimbulkan oleh asap rokok.
Residu ini biasanya tertinggal di permukaan benda apapun, seperti dinding, pakaian, rambut, perabotan di rumah, hingga mobil. Bahayanya lagi, residu zat kimia ini bisa mengendap untuk waktu lama sekitar 3-12 bulan terang ahli paru DR. dr Agus Dwi Susanto Sp.P(K) dalam talkshow #melawanrokok,.
Orang bisa saja terpapar bahan kimia ini ketika tanpa sadar menyentuh atau menghirupnya. Ketika residu asap rokok yang berbahaya ini terakumulasi, maka akan tercipta lingkungan yang beracun dan berbahaya, terutama bagi anak-anak.
Temuan cukup mengejutkan datang dari penelitian terbaru University of California yang menyebut bahwa menghirup residu asap rokok (third hand smoke) selama 3 jam saja dapat mengganggu kesehatan pernapasan orang yang tidak merokok.
Bahaya tak hanya dari asap rokok
Jika selama ini bahaya yang terkait dengan rokok kerap dikaitkan dengan perokok pasif saja, rupanya third hand smoke juga tak kalah berisiko. Artinya, yang berbahaya bukan hanya asapnya saja, tapi juga residunya (sisa nikotin yang tertinggal pada benda sekitar).
Dari waktu ke waktu, residu ini akan terus menumpuk di permukaan benda apapun yang ada di sekitar perokok. Mungkin banyak orang mengira cara mengatasinya cukup dengan membuka jendela atau menyalakan pendingin ruangan saja. Itu salah besar. Cara ini tak akan cukup untuk menghilangkan ‘jejak’ thirdhand smoke.
Jika benda sudah terpapar, apa yang mesti dilakukan?
Dengan mencuci dan membersihkan secara berkala Perabotan yang terkecil sekalipun untuk memastikan tidak ada endapan residu dari aktivitas merokok. Bayangkan berbahayanya ketika anak-anak atau bayi yang masih berada di fase oral kerap memasukkan benda-benda di sekitarnya ke mulut.
"Membersihkan residu pada benda memang sulit, jadi lebih baik diganti saja," jawabnya, seraya menyebutkan beberapa contoh benda yang terpapar rokok seperti pakaian, sofa, dan karpet. terang ahli paru DR. dr Agus Dwi Susanto Sp.P(K) dalam talkshow.
Lebih lanjut menurut tim peneliti tentang konsep third hand smoke
Konsep third hand smoke masih asing
Sangat wajar jika konsep third hand smoke dianggap masih asing karena memang para peneliti pun masih mencari tahu lebih lanjut tentang risiko yang membayanginya, termasuk para peneliti dari University of California, Riverside.
Data yang ditemukan oleh tim peneliti dari University of California menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung antara thirdhand smoke dengan kesehatan manusia.
Tanpa disadari, residu asap rokok sangat mungkin tidak sengaja terhirup oleh seseorang ketika beraktivitas di manapun. Mulai dari ruangan meeting yang tidak bebas asap rokok, kafe yang sehari-hari terpapar asap rokok, ruang keluarga di rumah sendiri yang penghuninya kerap merokok di dalamnya, hingga meja kursi di beranda rumah yang selama ini dijadikan basecamp untuk merokok.
Penelitian yang mereka lakukan melibatkan empat orang sehat non-perokok. Mereka diminta menghirup thirdhand smoke selama tiga jam di sebuah laboratorium di UC San Francisco. Kemudian, diteliti RNA (hasil transkripsi DNA) mereka untuk mendeteksi ada tidaknya perubahan dalam ekspresi gen.
Hasilnya, ditemukan 382 gen yang sangat terpengaruh dan tujuh lainnya tidak terpengaruh. Artinya, menghirup third hand smoke selama tiga jam secara signifikan mengubah ekspresi gen seseorang, terutama yang berhubungan dengan epitel pernapasan.
Menghirup residu asap rokok dianggap sebagai oxidative stress yang berpotensi merusak DNA. Risiko jangka panjangnya adalah penyakit kanker.
Memang, mustahil seseorang dapat menderita kanker hanya dengan menghirup third-hand smoke selama tiga jam. Namun jika hal ini terjadi terus menerus dalam jangka panjang, bukan tidak mungkin ada konsekuensi kesehatan yang jadi taruhannya.
Sebut saja para penghuni apartemen yang setiap harinya terpapar asap rokok atau mereka yang setiap hari berkendara di mobil dengan residu asap rokok yang pekat.
Third hand smoke juga berpengaruh pada kinerja sel
Lebih jauh lagi, tim peneliti yang dipimpin Prue Talbot, seorang profesor Departemen Molekular, Sel, dan Biologi Sistem ini juga menemukan keterkaitan dari temuan mereka dengan risiko yang terjadi di sel-sel dalam sistem pernapasan.
Tak hanya itu, thirdhand smoke rupanya juga berpengaruh terhadap aktivitas mitokondria, organel yang menjadi ‘pembangkit listrik’ bagi sel-sel tubuh. Jika dibiarkan, sel-sel bisa saja mengalami kelumpuhan.
Sistem pernapasan menjadi fokus utama dalam penelitian tim ini karena lewat pernapasanlah third hand smoke masuk ke paru-paru seseorang. Alternatif lain adalah melalui kulit, namun belum ada penelitian lebih jauh tentang hal itu.
Belum ada regulasi untuk thirdhand smoke
Mengingat konsep third-hand smoke yang masih asing, banyak orang yang belum paham apa itu third-hand smoke. Tak sedikit yang berpikir bahwa selama orang yang merokok melakukan aktivitasnya di luar rumah, artinya bagian dalam rumah tetap bersih dan aman.
Itu salah besar. Justru keluarga di dalam rumah tetap bisa terpapar zat kimia berbahaya seperti nikotin lewat endapan di rambut, pakaian, bahkan sekujur tubuhnya.
Asingnya konsep third hand smoke ini pula yang membuat belum ada regulasi yang mengatur urusan ini. Soal kawasan dilarang merokok atau area bebas asap rokok, sudah banyak yang menerapkannya. Namun tidak demikian halnya dengan konsep third hand smoke.
Tim peneliti berharap temuan mereka dapat menyadarkan banyak orang akan bahaya residu asap rokok lewat third hand smoke. Setidaknya upaya yang dilakukan bukan hanya urusan merokok sedikit lebih jauh dari orang lain saja, tapi lebih komprehensif dengan memeriksa area yang mungkin terpapar zat kimia.
Sejauh ini, belum ada penelitian lain dengan hipotesis serupa. Masih perlu penelitian lebih jauh untuk mencari tahu dampak jangka panjangnya, atau paparan residu asap rokok yang menyentuh kulit.
Terlepas dari baru satu penelitian yang menyebutkan temuan semacam ini, tak ada salahnya menjaga lingkungan agar bebas dari asap rokok. Baik dari asapnya, maupun dari residunya.
TEREDUKASI DONASI DISINI
Comments